<div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> Canggu (8/9).&nbsp; Dalam hitungan minggu, petani di subak Umadesa Banjar Babakan Canggu akan mengalami musim panen raya padi.&nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> Saat ini, secara serentak dengan luas hampir 100 hektar, tanamam padi petani menunggu kuning untuk bisa dipanen.</div> <div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> Karena akan ada musim panen raya padi, para tengkulak, atau tukang tebas padi&nbsp; pun kini sudah&nbsp; mengincer subak Umadesa untuk dapat membeli gabah atau padi para petani setempat.</div> <div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> Setiap musim panen, petani biasanya menjual gabahnya dengan sistem tebas (kontrak) di sawah. Hal ini dilakukan petani karena kesulitan mendapatkan &quot;tukang gedig&quot; padi. Kalaupun ada tukang gedig, ongkosnya dirasakan cukup mencekik, sehingga keuntungan petani menjadi sedikit. Dengan siste, tebas, petani merasakan keuntungan.</div> <div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> &quot;Saat ini gabah petani ditawar cukup tinggi seharga Rp 300 ribu per are,&quot; ucap I Wayan Kantra seorang petani Minggu (8/9).</div> <div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> Terang Kantra, biasanya harga gabah atau padi petani selalu dibeli murah oleh&nbsp; tukang tebas. Namun dalam musim panen kali ini ditawar dengan harga cukup tinggi yang biasanya paling mahal Rp 250 ribu per are.<em> (007/kim/cgg).</em></div>
Menunggu Musim Panen Raya Padi, Tukang Tebas Incar Subak Umadesa
09 Sep 2019