<div style="text-align: justify;"> <div> &nbsp;</div> <div> Canggu, (19/5). Camilan yang terbuat dari jenis umbi-umbian seperti dari talas (Bali: keladi).sangat diminati oleh konsumen karena dikenal renyah dan gurih. Permintaan makanan camilan ini pun dibuatnya terus bertambah ramai.</div> <div> &nbsp;</div> <div> &quot;Saya sampai kewalahan melayaninya, karena saya hanya mampu memasarkan sebanyak 100 bungkus sehari,&quot; terang I Wayan Suarmayasa perajin camilan keripik berbahan&nbsp; umbi talas asal Banjar Babakan Canggu Kuta Utara Kabupaten Badung Minggu (19/5).&nbsp;</div> <div> &nbsp;</div> <div> Ungkap Suarmayasa, bahan baku berupa talas sangat sulit di dapat, tidak begitu banyak ada di pasar. Akibatnya, harga keladi ini terus merangkak naik yang mencapai Rp 5.000 per kg.&nbsp;</div> <div> Belum lagi modal yang dimilikinya terbatas. Sehingga ketika permintaan melonjak pihaknya tidak bisa melayaninya.</div> <div> &nbsp;</div> <div> &quot;Kendati harga keladi mahal, tidak serta merta saya menaikkan harga jual. Tetap saya jual hanya Rp 9.000 per pak isi 12 biji,&quot; ucap Suarmayasa sambil menambahkan, memerlukan bahan baku keladi sebanyak 50 kg setiap hari untuk bisa menghasilkan sebanyak 100 pak.</div> <div> &nbsp;</div> <div> Terang Suarmayasa, pemasaran keripik keladinya selama ini selain lewat warung-warung juga ada dipasok ke pasar-pasar terdekat. Di bulan puasa ini jumlah permintaan dirasakannya mengalami penambahan dibanding dengan sebelumnya. Namun, karena kesulitan bahan baku, pihaknya tidak bisa memenuhi semua pesanan.&nbsp;</div> <div> &nbsp;</div> <div> &quot;Karena renyah dan gurih keripik keladi sangat diminati pembeli,&quot; ungkap Suarmayasa sedikit promosi. <em>(Mur).</em></div> </div>
Renyah dan gurih, keripik talas diminati
20 May 2019