<p style="text-align: justify;"> Canggu, (11/5). Hari raya Pagerwesi di Bali dan di desa Canggu Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung khususnya, membawa berkah tersendiri dikalangan perajin rumah tangga (<em>home industry</em>). Terutamanya sangat dirasakan sekali oleh perajin kue (jaje Bali) . Contohnya jaje begina, uli, reta, nagol dan lainnya untuk perlengkapan upakara.</p> <p style="text-align: justify;"> Ni Made Ratnadi perajin jaje Bali dari banjar Babakan Canggu Kuta Utara Badung (11/5) mengakui, sejak beberapa hari menjelang hari raya Saraswati dan Pagerwesi ini pihaknya merasa kewalahan melayani pelanggannya.</p> <p style="text-align: justify;"> &quot; Saya hanya mampu melayani 100 bungkus sehari. Pasalnya bahan baku berupa beras putih (ketan) harganya lumayan mahal dan agak sulit di pasaran,&quot;&nbsp; ucap Ratnadi sambil menambahkan,&nbsp; omzetnya selama ini hanya sebesar Rp 200.000 per hari.&nbsp; Satu bungkus isi 4 jenis jaje (begina, uli, reta dan nagol) dijual dengan harga Rp 2.000 .&nbsp; &quot; Cukup untuk menambah beban biaya dapur saja,&quot; terangnya.</p> <p style="text-align: justify;"> Jelas Ratnadi, konsumennya selama ini hanya dilingkungan warga Banjar Babakan saja yang menjadi pelanggan tetapnya, belum sampai merambah ke pasar-pasar. Khususnya untuk keperluan dihari-hari raya (rerainan) Bali saja. Seperti hari Purnama, Tilem, Galungan dan lainnya. Belum menjangkau konsumen secara luas termasuk ke pasar-pasar.</p> <p style="text-align: justify;"> &quot;Cukup melayani Ibu-Ibu rumah tangga disekitar&nbsp; sini saja. Inipun , saya sudah merasa kewalahan,&quot; ucap Ratnadi. (Mur).</p>
Berkah melimpah, Pagerwesi
11 May 2019