<p style="text-align: justify;"> Ni Nyoman Suryani dari Kubu Manyar Pipitan Desa Canggu Kecamatan Kuta Utara mengaku omzet usahanya dari pembuatan makanan camilan berupa rempeyek&nbsp; rata-rata mencapat Rp 500.000 per hari. Dari jumlah omzet usaha ini keuntungannya bisa mencapai Rp 200.000 sehari.</p> <p style="text-align: justify;"> Menurut istri dari I Nyoman Sukradana ini, usaha camilan berupa rempeyek ini sudah digeluti sejak 12 tahun silam. Sampai&nbsp; saat ini pemasaran produk rempeyeknya sudah menyebar di seluruh wilayah desa Canggu, bahkan juga sudah ada dipasarkan keluar desa Canggu.</p> <p style="text-align: justify;"> Menjawab pertanyaan mengenai harga jual rempeyek yang dibuatnya, kata Suryani sangat terjangkau hanya Rp 10.000 per bungkus dengan&nbsp; isi per bungkusnya sebanyak 13 biji. Ditambahkan, proses pembuatan rempeyek selama ini dilakukannya secara sangat sederhana. Bahan bakunya terdiri dari tepung beras dengan campuran kacang tanah, kedelai dan kacang merah. Bahan baku berupa tepung dihabiskannya sekitar 20 kg&nbsp; sehari.</p> <p style="text-align: justify;"> &quot;Rempeyek buatan saya ini dikenal enak karena renyah dan gurih. Sehingga selain cocok untuk camilan juga pas sebagai penambah menu makanan di meja makan,&quot; ucap Suryani sambil menambahkan, camilan rempeyek sampai saat ini peluangnya pemasarannya masih terbuka luas. Terlebih di Canggu telah banyak tumbuh usaha ekeonomi kecil maupun warung warga lokal. Belum lagi masuk ke pasar tradisional yang ada di sekitar wilayah desa Canggu.</p> <p style="text-align: justify;"> Jelas Suryani kendala yang dihadapi selama ini adalah masalah modal. Pihaknya mengaku belum pernah menerima bantuan. Terutama untuk pengadaan bahan baku berupa kacang tanah, kecanag merah dan kedalai yang harganya terus mengalami kenaikan . Belum lagi minyak goreng dan tepung beras di bulan puasa harganya merangkak naik. (Mur).</p>
Perajin rempeyek , omzet Rp. 500.000 per hari
11 May 2019