<div style="text-align: justify;"> Kendati sedang tidak musim hujan, harga gabah ditingkat petani anjlok dari Rp 4700/kg menjadi Rp 4.000/kg saat ini. Petani mengaku mengalami kerugian yang cukup besar akibat tingginya biaya yang dikeluarkan. Panen raya tahun ini dirasakan yang paling buruk dibanding dengan tahun sebelumnya.</div> <div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> I Nengah Keneng petani di subak Umadesa Canggu Kuta Utara Senin (6/5) ketika dijumpai di sawahnya mengatakan, merosotnya harga gabah musim panen tahun ini dirasakan sungguh memukul kehidupan petani. Padahal harga beras dipasaran masih tetap tinggi berkisar dari Rp 10.000 sampai Rp 11.000 per kg. &quot;Penghasilan yang diperoleh sekarang ini tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan oleh petani. Terutama dengan mahalnya ongkos tenaga kerja , pupuk, obat-obatan dan lainnya,&quot; ucap Keneng.</div> <div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> Di subak Umadesa Canggu sedikitnya seluas 90 hektar sawah sedang panen. Dalam musim panen kali ini menurut Keneng kualitas gabah yang dihasilkan petani cukup bagus. Terutama terhadap hama penyakit busuk batang yang sering menghantui pera petani. Belum juga dari hama tikus yang hampir tidak ada.</div> <div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> Sementara itu Pekaseh subak Umadesa I Nengah&nbsp; Suarya mengatakan, musim panen tahun ini gabah yang dihasilkan oleh petani cukup bagus dengan rata-rata bisa mencapai 7 ton per hektar. Namun dengan anjloknya harga gabah membuat petani mengalami kerugian yang lumayan besar. &quot;Saya tidak tahu kenapa harga gabah bisa anjlok. Padahal harga beras dipasaran tetap tinggi,&quot; ucap Suarya sambil menambahkan, selain harga murah jarang ada yang membeli gabah. Belum lagi petani mengalami kesulitan memperoleh tenaga kerja yang sebagian besar datang dari luar Bali. Mengingat tenaga kerja lokal jumlahnya semakin berkurang.</div> <div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> Anjloknya harga gabah ini selain diakibatkan karena panen raya, juga petani mengalami kesulitan menjual gabahnya kepada pedagang tukang tebas (membeli padi masih disawah). Jika harga gabah bagus, pembeli gabah (tukang tebas) cukup banyak sehingga petani tidak kesulitan menjual gabahya.&nbsp; &quot;Harga gabah yang dibeli oleh tukang tebas saat ini hanya Rp 200.000 /arenya. Padahal musim panen tahun lalu bisa mencapai&nbsp; rata-rata Rp 250.000 sampai Rp 300.000 per are,&quot;&quot; demikian Pekaseh subak Umadesa Suarya. (Mur)</div>
Gabah anjlok, panen raya
08 May 2019