<div style="text-align: justify;"> Hari tumpek landep adalah merupakan hari piodalan yang ditujukan kepada Dewa Siwa,&nbsp; yang dalam manifestasi Beliau sebagai Sanghyang Pasupati. Upacara ini dilaksanakan setiap 6 Bulan sekali menurut kalender Bali (210 hari).</div> <div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> Jero Mangku I Nyoman Nuada, yang kita jumpai hari Sabtu ( 27/10 ) di Banjar Babakan, Canggu menjelaskan, secara sepiritual tujuan dilaksanakanya upacara ini adalah untuk memohon kekuatan dan ketajaman pikiran&nbsp; atau batin pada umat manusia.&nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> Hal ini terlihat dari dihaturkanya sesaji atau upacara pada simbul - simbul benda tajam seperti Keris, tombak, parang dan sejenis senjata tajam lainya.</div> <div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> Upacara ini juga dilaksanakan sebagai ucapan puji syukur kepada Sang Pencipta. Bahwa atas karunia yang Beliau limpahkan kepada umat manusia, sehingga kita bisa memiliki benda - benda terbuat dari besi seperti mobil, sepeda motor, mesin pabrik dan sejenisnya yang terbuat dari besi.</div> <div style="text-align: justify;"> &nbsp;</div> <div style="text-align: justify;"> Secara umum masyarakat di Bali begitu antusias dan meyakini sekali bahwa, tumpek landep sangat bermakna dalam kehidupan sehari - hari. <strong><em>(006/KIMCGG)</em></strong></div>
Rahinan Sanghyang Pasupati di hari Tumpek Landep
28 Oct 2018