<p style="text-align: justify;"> Dalam kepercayaan Hindu di Bali  ada istilah kata nyomio kala yang artinya bebas dari gangguan para buta kala. Yang dimaksud dengan buta kala itu makhluk gaib yang sifatnya selalu mengganggu jika tidak di kasi upah/sesaji.</p> <p style="text-align: justify;"> hari Selasa (29/5), di subak Liplip Desa Canggu di lakukan  upacara nyomio Buta Kala yang disebut dengan upacara Mecaru, dengan  menggunakan anjing berwarna blang  bungkem sebagai korban dasar Caru.</p> <p style="text-align: justify;"> Menurut pekaseh subak Liplip Bapak I ketut Mines, bliau menjelaskan Tujuan dilakukanya Upacara mecaru ini, di samping nyomio buta kala, Pecaruan ini juga bertujuan untuk menyucikan areal lingkungan Pura, yang mana hal ini sangat berkaitan dengan akan dilaksanakanya  Upacara mekarya wraspatikalpa mepedudusan alit.</p> <p style="text-align: justify;"> Dua Hari setelah upacara Mecaru ini, barulah dilaksanakanya  Upacara mekarya mepedudusan alit wraspatikalpa ini. Sehingga dalam pelaksanaan upacara mekarya ini nanti dapat berjalan dengan baik dan lancar, bebas dari  gangguan para Buta Kala dan dengan lingkungan yang sudah bersih dan suci. <strong><em>(GAR)</em></strong></p>
Nyomio Kala, Subak Liplip
03 Jun 2018