<p style="text-align: justify;"> Lamak merupakan bagian dari perlengkapan upacara ritual di Bali,  biasanya digantung di atas altar. Lamak juga berfungsi sebagai alas sesajen yang umumnya digunakan pada hari-hari besar atau upacara-upacara penting umat Hindu di Bali.</p> <div style="text-align: justify;"> Lamak biasanya terbuat dari daun enau yang dirajut dengan lidi bambu. Lamak ditempatkan di ruang-ruang kecil pada bangunan-bangunan Pura di Bali yang dinamakan palinggih sebagai alas untuk meletakkan sajian persembahan. Dalam bahasa Kawi atau Jawa kuno,  kata lamak berarti alas.</div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> Lamak untuk upacara keagamaan, adalah lamak yang memakai simbol- simbol keagamaan yang lengkap misalnya, simbol gunungan, kekayonan, cili- cilian, bulan, bintang, matahari dan sebagainya, dan pemasangannya dilengkapi dengan gantungan- gantungan dan pelawa.</div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> Selain sebagai alas persembahan, lamak juga dipasang pada penjor. Penjor adalah kelengkapan upacara di Bali yakni sebatang bambu utuh yang dihias dengan daun enau muda atau janur lalu dilengkapi dengan berbagai hasil bumi berupa padi, palawija dan buah.</div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> Selain terbuat dari daun enau yang di Bali disebut ron,  ada juga lamak yang berbahan  uang kepeng atau pis bolong seperti yang diproduksi oleh  Ni Wayan Meji,  warga banjar Padang Linjong,  Canggu. Perempuan yang biasa disapa bu Nik ini sudah menekuni usaha ini selama 25 tahun. " Meskipun hasilnya tidak besar tetapi bagi saya maknanya luar biasa" kata bu Nik yang ditemui di rumahnya.</div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> Bu Nik membuat lamak pis bolong yaitu hiasan di pelinggih yang terbuat dari pis bolong dan biasanya tengahnya ada kaca. Lamak pis bolong yang dibuatnya bahan bakunya dari pis bolong , bambu, benang, plastik, kaca dan mote</div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> Sambil menjalani perannya sebagai ibu rumah tangga, bu Nik membuat lamak pis bolong dengan tangannya sendiri tanpa bantuan mesin sehingga pengerjaannya memakan waktu yang lama.  Untuk satu set lamak gede  membutuhkan waktu tiga hari untuk menggarapnya. </div> <div style="text-align: justify;">  </div> <div style="text-align: justify;"> Satu set lamak gede dijual dengan harganya sekitar Rp. 400.000 dan lamak yang kecil dengan harga Rp. 120.000. Selain lamak bu Nik juga membuat  ceniga daksine, peceneng pis bolong, tamiang dan patung pis bolong. Dengan usaha kecilnya ini bu Nik mampu membantu meningkatkan perekonomian rumah tangganya dan hal ini juga membuktikan walaupun hanya sebagai ibu rumah tangga,  perempuan yang kreatif ini mampu menjalani dua peran tanpa mengabaikan keluarga. (Yan)</div>
Ni Wayan Meji, 25 tahun membuat Lamak Pis Bolong
08 May 2018